Advertisement

Zionis Keturunan Turki Unjuk Rasa Anti Erdogan Di Tel Aviv

Zionis Keturunan Turki Unjuk Rasa Anti Erdogan Di Tel Aviv

Islamedia - Sekitar 100 orang berdemonstrasi di luar kedutaan Turki di Tel Aviv pada Minggu untuk menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan.

"Erdogan mundur", "Demokrasi untuk Turki", teriak para pengunjuk rasa itu seperti dilaporkan AFP. Banyak di antara mereka warga Israel asal Turki.

Sebelumnya, pada Sabtu malam, sebanyak 5.000 pemrotes menyerang kantor Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan di Istanbul dengan menggunakan batu, sehingga tujuh polisi cedera.

Pada Sabtu pagi, lebih dari 50.000 pengunjuk-rasa berkumpul di Bundara Taksim, saat protes lima-hari guna menentang penghancuran taman itu berubah menjadi gerakan anti-Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan.

Demonstrasi di seluruh Turki meletus setelah polisi membubarkan aksi-duduk damai pada Jumat (31/5) guna menentang penghancuran bundaran itu.

Sebanyak 12 pemrotes cedera dan sedikitnya 63 orang ditahan selama penyerbuan oleh petugas keamanan, kata Kantor Gubernur Istanbul seperti dikutip Kantor Berita China Xinhua.

Erdogan adalah perdana menteri yang dinilai oleh banyak kalangan telah berhasil mentransformasi Turki dari negara yang rawan krisis menjadi negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tercepat di Eropa.

Dia juga merupakan politisi paling populer di Turki.(ant)

Pembangunan Masjid di Taman Taksim Tetap dilanjutkan Erdogan

Islamedia - Perdana Menteri Turki Recep Tayyeb Erdoga menegaskan rencana pembangunan Taman Taksim akan dilanjutkan, tidak peduli para penentangnya dari kelompok sekuler dan liberal suka atau tidak. 

Ia juga menuding kelompok oposisi yang didalamnya kelompok sekuler dan liberal sengaja memprovokasi sehingga terjadi kerusuhan dalam aksi unjuk rasa menentang rencana pemerintah itu.

Dalam pidatonya saat meresmikan perluasan gedung arsip Ustmaniyah pada Ahad (2/6) malam, Erdogan mengatakan bahwa pemerintahannya tidak perlu ijin dari partai oposisi untuk melakukan pembangunan Taman Taksim.

“Kami sudah mendapatkan ijin dari mereka yang telah memilih kami (partai Pembangunan dan Keadilan),” tukas Erdogan seperti dikutip World Bulletin.

Ia mengungkapkan  akan membangun replika istana Topkapi, gedung opera dan masjid di Taman Taksim.

“Saya hanya seorang pelayan, saya tidak ada kepentingan untuk memprovokasi siapa pun,”  kata Erdogan mengomentari aksi protes yang berbuntut bentrokan dengan aparat keamanan Turki.

Ia menuding Partai Republik Rakyat, partai oposisi di Turki, yang telah memanfaatkan situasi dengan memprovokasi pengunjuk rasa untuk menimbulkan ketegangan di dalam negeri.

“Siapa yang akan membayar kaca-kaca yang pecah, jendela-jendela yang rusak? apakah Partai Republik Rakyat, yang telah mendukung mereka yang meneror kota?”  kritik Erdogan.

Ia menegaskan, para provokator tidak akan menang dan ia tidak akan menoleransi aksi-aksi kekerasan.

Dua hari belakangan ini, kota Istanbul dilanda aksi protes warganya yang menolak rencana pemerintah menggusur Taman Gazi, dan sebagai gantinya akan dibangun proyek Taksim Square.


Di bawah kepemimpinan Erdogan, Turki telah mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan membuat negara tersebut disegani di kancah internasional. 

Namun pihak oposisi yang dibelakangnya terdapat kelompok sekuler dan liberal tidak suka atas keberhasilan yang dicapai erdogan, mereka terus mencoba berupaya menggoyang pemerintah sah diturki dengan melakukan unjuk rasa dan kampanye negatif. [LNA/tajuk.co]

Apa Motivasi Mu Hari Ini

Islamedia - Setiap dari kita memiliki motivasi, dan setiap motivasi dalam kehidupan muncul ketika seseorang mulai menyadari suatu jalan, apakah itu jalan kebaikan atau jalan keburukan yang bagaimanapun adalah kompilasi dari jalan kehidupan.

Yang menentukan motivasi kita hari ini adalah diri kita sendiri, bukan orang atau lingkungan yang berada disekitar kita. Walau demikian lingkungan juga memiliki peran dalam menentukan motivasi kehidupan kita. pengibaratan yang seringkali kita dengar bahwa ketika kita berteman dengan seorang tukang parfum, walalupun tak dapat membeli parfumnya tapi tetap akan kecipratan wanginya.

Begutulah peran lingkungan dalam menentukan motivasi kehidupan kita. Tak salah kemudian Rasulullah saw berpesan agar selalu berkumpul dengan orang-orang yang salih, dengan tujuan adanya interaksi keimanan baik jasad dan ruh. Orang-orang yang beriman tak akan sulit dalam menularkan motivasi yang baik, tak perlu jasad yang bergerak tapi ruhnya saja sudah memberikan kejelasan visi dan misi kehidupan yang dapat ditularkan.

Motivasi kita hari ini haruslah memiliki keseimbangan. Motivasi yang kuat menuju surganya Allah swt bukanlah kemudian hidup terus diisi dengan ibadah lalu melupakan kewajiban duniawi lainnya. Ada orang-orang sekitar kita yang harus kita tunaikan hak-haknya. Ada orang tua, istri, anak, saudara begitupula fakir miskin yang ada hak-haknya pada harta kita dan tentunya kita tidak ingin menjadi orang-orang yang harus menuntut hak ini tapi kita hari ini adalah orang-orang yang siap untuk memanggul kewajiban-kewajiban ini.

Nikmatnya kehidupan sebagai seorang muslim adalah setiap proses kehidupannya adalah amal dan tak akan luput dari perhitungan Allah swt walaupun hanya sebesar biji dzarrah. Dan kemudian inilah yang menjadi latar belakang kenapa hidup kita harus seimbang.

Menciptakan motivasi adalah hal yang mudah tapi kemudian menjalankannya adalah hal yang sulit. Keterburuan dalam menjalankan visi dan misi kehidupan dapat menyebabkan ditempuhnya jalan-jalan keburukan walalupun memiliki tujuan akhir adalah kebaikan. Untuk itu motivasi kita hari ini adalah motivasi untuk memiliki kesadaran kehidupan. Dengan begitu kita akan memahami bahwa proses kehidupan adalah proses yang menyatukan semua unsur untuk menuju surganya Allah swt.

Selamat berbagi motivasi hari ini
Faguza Abdullah

Bulan sempurna membulat di Negeri Jiran

http://farm5.static.flickr.com/4005/4326814954_24f6305dee.jpg
Bulan sempurna membulat, memberikan warna berbeda pada lukisan langit yang hanya berwarna hitam. Meski sekeliling yang aku lihat penuh lampu gemerlap, namun tak pernah ada lampu yang akan menggantikan posisi terindah bulan di mata manusia manapun. Selain itu, alasannya adalah karena bulan hanya satu. Dimanapun kita melihatnya, sejauh apapun jaraknya,  hanya satu bulan yang dilihat. Terlebih aku yang terdampar di negeri orang ini, sendirian, tanpa sanak saudara. Pedih memang, ketika harus memutuskan untuk merantau ke negeri asing. Tapi aku tahu, akan lebih pedih tinggal di tempat yang sama dengan luka yang menganga. 

              Jalan hidupku memang tidak melulu mulus, aku menikah di usia yang tidak muda lagi; menginjak kepala tiga. Baru beberapa minggu merasakan berumah tangga, seorang wanita menelponku dan mengatakan bahwa ia adalah istri sah dari suamiku sekarang. Aku terguncang, menyadari bahwa aku adalah madu orang lain, aku hanyalah istri kedua! Bahkan tanpa sepengetahuan istri pertamanya. Marah, sedih, putus asa. Namun aku tetap berusaha untuk tegar, meski bisik kanan kiriku terus mengusik. Aku memilih bersabar mendapati kenyataan pahit ini, dan berusaha memaafkan seseorang yang telah jadi pendampingku itu untuk tetap menerimanya.

              Berbulan-bulan, aku memang memilih pertahanan sebagai tamengku. Namun, tameng itu pun rapuh ketika tahu suamiku ternyata dengan mudah bersama wanita lainnya. “Ceraikan aku!” setengah berteriak aku mengucapkannya, diselingi isak dan emosi yang memuncak. Meski sebenarnya aku masih sangat mencintainya. “Dik, maafkan Mas…” ujarnya seolah maaf bisa menghapus luka yang sudah terlanjur tergores dalam di hatiku. Begitu aku mempercayainya, begitu aku mencintainya, hingga nasihat dari kakak-kakakku terutama kakak tertuaku pun aku abaikan demi bisa melanggengkan rencana pernikahan kami. Saat itu bahkan aku bersu’udzon kalau kakak-kakakku tidak suka aku mengakhiri julukan ‘perawan tua’ku. Jika aku menikah, maka aku akan berhenti bekerja dan otomatis aku berhenti menjadi sapi perah mereka. Ah… naif sekali aku kala itu.

Setelah melalui proses yang cukup panjang, akhirnya talak satu dikabulkan. Tapi ia masih sering kembali, seolah telah lupa dengan talak yang ia jatuhkan. Terkadang aku pun masih menerimanya, bagaimanapun cintaku untuknya tidak semudah itu terhapus. Suatu hari, kakak tertuaku marah besar mengetahui aku sedang mengobrol akrab dengan mantan suamiku. Terjadi perseteruan sengit antara mantan suamiku dan kakakku, hingga akhirnya kakak jatuh sakit dan meninggal karena penyakitnya. Aku terpukul. Seseorang yang selalu membelaku telah pergi, selamanya, dan ini karena aku!
***
“Si Narsih udah pulang dari Malaysia, kayaknya hidupnya tambah makmur.”
“Iya, kemarin dia ngajak keluarganya ke Dufan buat jalan-jalan. Padahal sebelumnya ke Kebun Raya Bogor aja boro-boro.”
“Liat dong Ceu gelang emasnya mani pinuh (banyak sekali).”
Tanpa sengaja aku mendengar obrolan pagi itu di tukang sayur, pagi-pagi suasana di area tukang sayur memang layaknya infotaiment. Kita bisa mengetahui berita dari timur kampung sampai wilayah barat, dari si anu melahirkan sampai kucingnya si anu suka nyuri ikan tetangga, dari berita yang benar adanya sampai berita yang direkayasa. Aku tersenyum berpamitan kepada ibu-ibu yang masih asyik memilih sayuran sambil bergosip ria. Mereka membalas senyumku, lalu kasak-kusuk kembali di belakangku. Tukang gosip mana yang akan melewatkan berita tentangku? Perawan tua yang menikah lalu tidak lama bercerai karena dimadu, belum lagi kakak kandungku yang meninggal dunia sehari bertengkar dengan mantan suamiku.  Sudahlah, aku berusaha melupakannya dan bertindak masa bodo dengan para penggosip itu. Kecuali apa yang mereka bicarakan tentang Narsih.

Siang itu aku menemui Narsih, sahabatku ketika sekolah di madrasah tsanawiyah. “Kamu mau ikut jadi TKW di luar negeri?” tanyanya terkejut ketika kuutarakan niatku yang sudah bulat. “Bukannya kamu tidak setuju dengan TKW, Ti? Kamu bilang biar gaji kecil asal di Negeri sendiri.” Tambahnya, mengingatkanku akan penolakan yang kulakukan ketika Narsih mengajakku untuk ikut setahun yang lalu. Aku menggigit bibir, “Lain dulu lain sekarang, Sih.” Bisikku dalam hati. Narsih iba melihat perubahan air mukaku yang sudah tidak karuan, ahh.. mana mungkin ia tidak mendengar kisahku yang menghebohkan kampung? Pastilah ia tahu, tapi aku mengenalnya. Ia tidak akan bertanya banyak seperti ibu-ibu penggosip itu. “Baik, nanti aku bawa kamu ke agen penyalur TKW yang asli. Kalau kamu memang niat, aku usahakan kamu pasti berangkat, kebetulan aku sudah kenal dengan orang disana.” Ujarnya tulus. Aku mengangguk senang.
***
Ya. Hanya dalam waktu hitungan jam itulah aku memutuskan untuk pergi meninggalkan semuanya termasuk menjauh dari kota kelahiran dan mantan suamiku. Tanpa izin kedua kakakku yang lain di kampung sebelah, kalaupun sebelum pergi aku sempat menghubungi mereka. Itu hanya konfirmasi kepergianku, bukan untuk meminta izin. Akhirnya negeri jiran menjadi pilihanku. Mimpi untuk bisa melupakan masalahku, mimpi akan membangun kehidupan yang lebih baik dengan naiknya derajat ekonomi, mimpi warga kampungku tidak akan memandangku remeh lagi, ya mimpi-mimpi itu yang pada akhirnya membawaku kesini. Hingga sekarang. Entah kenapa, bulan selalu membuatku merindukan rumah,, semegah apapun negeri ini, aku tetap ingin pulang. Apalagi setelah malam itu keponakanku menelpon.

“Bi, baik-baik ya disana. Dara gak bisa ketemu, nemenin, dan jaga Bibi disana. Tapi Allah selalu ada dan selalu bisa menjaga Bi Santi dimanapun. Jangan lupa selalu mendekat sama Dia ya, Bi.” Pesan itu singkat, tidak macam-macam. Tapi aku tak kuasa menahan bendungan air mata, ahh.. berapa kali waktu sholat yang aku tinggalkan?  Kuelus perutku yang semakin hari semakin membuncit, akibat taburan cinta palsu yang ditiupkan oleh anak majikanku. Seorang pemuda keturunan Cina, gagah dan tampan. Sejak kedatangan pertamaku, ia selalu tersenyum ramah. Tak pernah absen menyapaku di saat aku tengah bekerja membersihkan rumah atau yang lainnya. Saat itu aku selalu bersyukur mendapatkan majikan yang baik hati, terlebih anak majikanku yang sangat perhatian.

“Santi, kamu cantik ya?” ujar Andrew sambil membuka kamus bahasa Indonesia. “Benar tak  yang saya ucap?” tanyanya memastikan penggunaan bahasa Indonesia nya sudah baik. Aku mengangguk sambil membilas cucian piring sisa sarapan. “Saye nak buat kamu bahagia, saye fallin in love. Bagaimana? Kamu rase sama kah?” seketika piring yang sedang kubilas terlepas. Ia bangkit dan membantuku membersihkan sisa pecahan piring. Ya, sejak itulah. Sejak ia sering memujiku, merayuku dengan kata-kata manisnya, kesalahan terbesar dalam hidupku. Lalu kekhilafan itu kini membuatku selalu menangis meratapinya.
***
            “Perempuan jalang kau! Berani betul menggoda putra awak!” Majikanku yang baik hati itu pun berubah perangainya, sejak ia tahu kandunganku tengah menginjak satu bulan. “Plaaaakk!” tamparan keras mendarat di pipiku, hingga darah segar mengalir dari bibirku. Ia diam. Ia yang menanam benih hanya terdiam bersembunyi dibalik ketiak ibunya.
            “Manalah mungkin aku lakukan itu padanya, Mom? Macam orang dungu saja aku!
Duaaarrr! Aku seperti mendengar ledakan keras yang memekakkan telingaku dan menggocang hatiku. Seakan tak percaya, mulut manis pemuda itu bisa sedemikian tajam mengiris hatiku. Bahkan dengan tega, kakinya menendang perutku. Kurasakan sakit yang dahsyat di perutku hingga aku meraung-raung. Disaat itulah ia dengan sengaja menjatuhkan sebuah undangan manis bersampul hijau, tertera nama Andrew with Jasiska disana. Ahh… disaat seperti ini aku baru menyadari, untuk kesekian kalinya aku menjadi korban lelaki busuk. Kini tempat pelarianku hanya satu, mengadu padaNya. Dia yang selama ini aku lupakan dan abaikan. Setiap hari penyiksaan demi penyiksaan kuperoleh. Namun, aku pun terus mencari cara untuk pergi dari tempat itu secepatnya.
***
“Narsih…” ujarku parau, setelah melihat sosoknya tengah berdiri di halte. Ia menoleh, sangat terkejut dengan apa yang terjadi padaku. Wajah lebam dan baju compang-camping.  Namun akhirnya ia memelukku juga, dengan cepat membawaku dengan taksi menuju KBRI. Sepanjang perjalanan, aku hanya menangis dipelukannya. Seperti biasa, Narsih hanya terdiam tanpa bertanya apa-apa hingga aku menceritakannya sendiri. Hari itu adalah hari dilangsungkannya pernikahan Andrew, semua penghuni rumah sedang pergi. Maka dengan sisa tenaga yang kupunya, kurusak kunci kamar yang mengisolasiku. Lalu mengendap keluar lewat pintu belakang yang tidak terkunci, setelah sebelumnya kutelpon Narsih lewat telpon rumah yang terpasang. Aku tertidur nyenyak karena lelah.
Padahal aku sangat berharap aku benar-benar sedang tertidur lalu bermimpi buruk. Namun kenyataannya, perutku semakin membuncit dari hari ke hari. Beruntung pihak KBRI bersedia menampungku hingga anak dalam kandunganku lahir, dengan syarat aku bekerja menjadi juru masak di sana sampai usia kandunganku menginjak 6 bulan. Setiap bulan aku harus berbohong menelpon keluarga di rumah mengatakan kalau aku baik-baik saja dan akan segera pulang ke Indonesia. Lalu setiap bulan pula, ia selalu mengingatkanku dengan permintaan sederhananya “Bi, baik-baik ya disana. Dara gak bisa ketemu, nemenin, dan jaga Bibi disana. Tapi Allah selalu ada dan selalu bisa menjaga Bi Santi dimanapun. Jangan lupa selalu mendekat sama Dia ya, Bi.” Terima kasih Dara, sekarang Bi Santi merasa lebih dekat denganNya. Meski prosesnya harus sepahit ini, perlu teguran beberapa kali hingga akhirnya Bibi sadar, hanya Dia sebaik-baik Penolong.

Aku menatap bulan yang perlahan tertutup awan, apakah keluargaku di Indonesia akan menerima keadaanku? Kepulanganku pastilah diharap membawa harta melimpah, namun jika aku pulang membawa bayi tanpa suami… apakah mereka akan menerimaku sebagai anggota keluarga? “Santi, mintalah pada Sang Penggenggam Hati yang mampu membolak-balikkan hati manusia. Ia selalu punya cara untuk melakukan hal yang melewati batas pikir manusia. Jika kelak ternyata kenyataan tidak sesuai dengan harapan kita. Maka yakinlah Ia tidak akan menguji melewati batas kemampuan hambaNya. Jangan pernah merasa sendiri, karena dekatnya Allah melebihi urat leher.” Kata-kata Ibu Raisa, seorang staff KBRI menguatkanku, seorang ibu muda berjilbab yang mengingatkanku pada keponakanku; Nadiah. Penampilan mereka sangat mirip, dengan jilbab yang agak lebar dan rok yang tak pernah berganti menjadi celana setiap harinya. Pertemuan yang kulakukan setiap pekan dengan pekerja di KBRI lainnya yang membuat hidupku menjadi berarti lagi setelah percobaan bunuh diriku digagalkan oleh Ibu Raisa. 

Ya, aku sempat hendak loncat dari atas gedung ini. Aku benar-benar tidak bisa berpikir apa-apa kala itu. Aku hanya berpikir kalau aku tidak bisa menanggug malu atas kesalahanku ini. Aku tidak mungkin pulang dalam keadaan buncit, saat itu aku hanya memikirkan rasa maluku pada mata manusia. Sementara tak terpikir olehku, aku pastilah lebih malu jika benar-benar mati saat itu lalu bertemu dengan Rabbku dengan perut buncit dan dosa yang menggunung. 

 Aku mengelus lembut perutku yang membesar, sudah menginjak delapan bulan. “Nak, meski sebab kau ada adalah kesalahan besar. Namun, engkau tetaplah lahir dalam keadaan suci. Jadilah anak sholeh yang selalu dekat denganNya.” Pintaku dengan sangat.
                                                                                    diBawahLangit, 28 Februari 2011

Mewacanakan Nikah pada Orangtua

[gonceng2.JPG]
Islamedia - Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang menyatukan hati-hati kita. Semoga forum ahad pagi ini bisa lebih mengikat ukhuwah diantara kita. Sebagaimana sering dalam membuka sebuah majelis, saya menyampaikan beberapa harapan :
Di awal majelis ini mari kita berniat Agar iman kita meningkat Ilmu yang berguna di dapat Ukhuwah kita semakin erat Serta amal semakin semangat

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada Nabi kita Muhammad SAW, keluarga dan sahabat, serta seluruh kaum muslimin yang istiqomah menjalankan risalah islam hingga hari akhir nanti.

Banyak keluhan, curhat atau pertanyaan yang masuk pada saya seputar hal tersebut. Dari mulai pihak orangtua yang ‘shock’ dengan teror dari anaknya yang meminta menikah dengan bertubi-tubi, hingga larangan para ortu pada anaknya untuk menikah karena masalah ekonomi dan yang semacamnya.

Sepertinya banyak alasan para orangtua belum mengijinkan anaknya untuk menikah, bahkan sampai pada tahapan ada yang ‘sakit’ jika anaknya kembali membicarakan tentang pernikahan. Namun diantara sekian alasan itu, barangkali ada beberapa hal yang sering muncul di benak para orang tua tentang pernikahan putra-putrinya.

1. Merasa Pernikahan itu tidak perlu cepat-cepat, bisa nanti-nanti saja, apalagi bagi yang anaknya laki-laki.
2. Merasa sang anak belum mampu dan mandiri secara ekonomi.
3. Merasa khawatir dengan pasangan anaknya nanti, apakah sholeh atau tidak, dan sebagainya. Bahkan mungkin sebagian sudah ada yang menyiapkan jodoh bagi anaknya.

Nah, ada beberapa hal yang perlu dijalankan seorang akh/ukhti sebelum berproses menuju pernikahan. Semuanya dijalankan dengan penuh kesungguhan dan lemah-lembut. Jangan memaksakan ‘niat mulia’ ini dengan cara yang tidak mulia. Beberapa hal tersebut antara lain :

Pertama : Menunjukkan Prestasi dan Kemampuan Diri

Hendaknya para akhi/ukhti bisa menunjukkan pada kedua orangtuanya bahwa mereka ini telah ‘layak’ menikah. Bukan lagi anak kecil yang ingin dimanja, bukan lagi ‘sekedar’ mahasiswa biasa yang menanti-nanti gelar sarjana. Yakinkan orangtua dengan parade prestasi, maka insya Allah akan membukakan hati para orang tua untuk menyatakan : oo.. ternyata anak saya mampu.

Karenanya, berprestasilah terlebih dahulu dan tunjukkan pada orang tua agar mereka bisa tenang saat merestui anaknya berproses menuju pernikahan.
Ingat ungkapan salah satu putri Syuaib yang diabadikan dalam Al-Quran :


قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ

Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), Karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang Kuat lagi dapat dipercaya". (Qoshos 26)

Nah, ketika para orangtua sudah cukup merasa tenang bahwa anaknya punya karakter “ Kuat dan Terpercaya” atau mempunya Performance dan Kredibilitas yang baik, maka insya Allah mereka akan menyetujui setiap usulan dari anaknya, termasuk usulan nikah. Jadi, buktikan dulu pada para orangtua bahwa Anda telah banyak mengukir berprestasi .

Kedua : Memberikan Penjelasan tentang Anjuran Menyegerakan Pernikahan

Terkadang orang-orang tua merasa tenang-tenang saja dengan isu pernikahan. Mereka belum sadar bahwa usia semakin menua dan saatnya untuk menimang cucu telah tiba. Karenanya berikan pemahaman bahwa urusan nikah adalah ibadah mulia yang juga mengikuti kaidah : “ Lebih Cepat Lebih Baik “, hal ini tentu senada dengan isyarat dalam sebuah hadits : 
 
روى أحمد والترمذي عن علي رضي الله عنه: أن النبي قال له، " يا علي: ثلاث لا تؤخرها الصلاة: إذا أتت، والجنازة إذا حضرت، والايم إذا وجدت كفئا ".

Dari Ali ra, Rasulullah SAW bersabda : “ Wahai Ali, tiga hal yang jangan engkau tunda-tunda (yaitu) : Sholat ketika telah datang waktunya, jenazah yang sudah siap (dimakamkan), dan bujangan yang sudah menemukan pasangannya (yg sekufu) “ (HR Tirmidzi dan Ahmad)

Ketiga : Curhat pada Orangtua tentang Kegelisahan Hati dan banyaknya Godaan di luar sana

Barangkali para orangtua belum sadar sepenuhnya bagaimana kondisi dunia luar yang bisa mengotori hati putra-putrinya. Di sana ada pemandangan syahwati yang bertaburan di jalanan dan sekolahan. Di sana ada satu dua pandangan dan sapaan yang melenakan. Di sana ada ucapan-ucapan indah yang mengotori niat dan hati. Belum lagi dengan iringan lagu-lagu romantis yang senantiasa memprovokasi.

Seorang akhi/ukhti hendaklah dengan jujur menyampaikan kegelisahan ini. Dan dari sanalah kemudian muncul keinginan untuk segera membentengi diri. Mengakhiri segala bentuk romantisme semua yang tiada henti. Sampaikan pada orangtua bahwa anaknya ini ingin menikah untuk menjaga diri dan juga kehormatan keluarga.

Barangkali hadits di bahwa ini bisa jadi bekal untuk berdiskusi :


Dari Abu Hurairah ra , Rasulullah SAW bersabda : “ Ada tiga orang yang wajib bagi Allah menolongnya : orang yang berjihad di jalan Allah, budak ‘Mukatib’ yang ingin membayar pembebasannya, dan seorang yang ingin menikah untuk menjaga dirinya “ (HR Tirmidzi) وفي حديث الترمذي عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: (ثلاثة حق على الله عونهم، المجاهد في سبيل الله، والمكاتب الذي يريد الاداء، والناكح الذي يريد العفاف).


Keempat : Meyakinkan tentang rizki dan tekad kuat untuk mandiri

Sungguh kurang layak mengajukan pernikah pada orangtua jika kantong ini belum terisi dari keringat kita sendiri. Memang ada satu dua kasus dimana orangtua ‘sholih’ sangat inisiatif dalam membantu pernikahan anaknya secara finansial. Barangkali ia terinspirasi dengan Nabi Syu’aib yang begitu kooperatif membantu pernikahan putrinya dengan nabi Musa as. Tapi saya yakin tidak banyak orang tua yang semacam itu.

Nah, jadilah kita harus ‘berjanji-janji’ bak politisi untuk mewujudkan kemandirian ekonomi. Sampaikan langkah-langkah Anda ke depan dalam memenuhi kebutuhan dasar sebuah pernikahan. Jika ada satu dua keluarga yang tulus membantu, terima dengan tangan terbuka tapi tidak dalam arti melenakan kita untuk mencari dengan keringat kita sendiri.

Jangan lupa mengingatkan konsep ekonomi ‘Ketuhanan’ yaitu pernikahan adalah salah satu pintu-pintu rizki di muka bumi ini. Betapa banyak yang menjadi kaya dan bersemangat dalam berusaha saat di rumah telah ada bidadari yang memotivasi. Yakinkan para orang tua dengan ayat monumental tentang pernikahan dan rizki
:وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (النور32)


Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahu i. (QS An-Nuur 32)


Kelima : Menyampaikan bahwa Akhlak dan Agama adalah Prioritas Utama dalam mencari pasangan nantinya
Terakhir, meyakinkan bahwa ‘calon mantu’ nanti adalah sosok yang terpilih karena keshalihan dan agamanya. Bukan sekedar tampan dan cantik karena ini bukan audisi model dan artis, bukan pula sekedar kaya raya karena ini bukanlah membuat perusahaan komersial. Tapi yang dicari adalah dua kriteria utama : Akhlak dan Agamanya.

Perlu juga diingatkan pada para orangtua ini dua karakter ini sejak awal, jangan sampai mereka mengharapkan kriteria bermacam-macam yang barangkali justru tidak islami dan mempersulit anaknya dalam menemukan jodohnya. Cukuplah bagi para orangtua peringatan Rasulullah SAW dalam haditsnya :

وروى الترمذي بإسناد حسن عن أبي حاتم المزني، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: " إذا أتاكم من ترضون دينه وخلقه فأنكحوه، إلا تفعلوا تكن فتنة في الارض وفساد كبير،
Dari Abu Hatim ra, Rasulullah SAW bersabda : “ Jika telah datang (melamar) padamu seorang yang engkau ridhoi agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dg anakmu), jika engkau tidak melakukannya maka akan muncul fitnah di muka bumi ini dan kerusakan yang besar “ ( HR Tirmidzi dengan sanad yang baik)

Akhirnya, masih banyak tahapan yang harus akhi/ukhti jalankan sebelum memasuki sebuah proses pernikahan. Akan ada hambatan, bahkan mungkin tangisan, tapi yakinlah itu semua akan semakin mendewasakan dan mengokohkan hati untuk menghadapi lebih banyak lagi tantangan usai pernikahan.

Wallahu a’lam bisshowab. Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan untuk memahami apa yang kita kaji pagi ini, menjalankannya dengan sepenuh hati. Serta, -tentu saja- mendakwahkannya pada yang lain.



Wassalamu’alaikum wr wb. 


http://islamediaonline.files.wordpress.com/2011/01/hattasyam.jpg

Hatta Syamsuddin.Alumni Sudan, penulis dan dosen Mahad Abu Bakar UMS Surakarta. Trainer Motivasi Keislaman dan Keluarga Romantis. Lebih lengkapnya: Silahkan Klik disini


Ubah Pandangan Kita

Ubah Pandangan Kita

Islamedia - Pernahkah kita berubah pikiran? Jika kita seperti kebanyakan orang, maka kita sering melakukannya. Tidak dibutuhkan usaha besar untuk mengubah pikiran kita. Namun, konsekuensi melakukannya bisa jadi signifikan.

Setiap saat, kita memiliki pilihan dan kemampuan untuk mengubah pikiran kita. Dengan menggunakan kemampuan melakukan dengan cara yang positif, maka kita dapat memindahkan hidup kita yang kuat ke depan.

Jika, misalnya, kita telah memutuskan banyak hari telah terbuang dan tidak ada yang akan dilakukan, maka kita dapat mengubah pikiran kita dan kemudian kita dapat mengatur untuk menciptakan nilai nyata pada saat melakukan.

Jika kita telah menyimpulkan, apakah situasi kita menemukan diri kita di mana ada harapan, maka kita dapat mengubah pikiran kita. Jika kita berpikir tidak melakukan apa pun yang kita lakukan akan membuat perbedaan, maka kita dapat mengubah pikiran kita.

Bahkan, kapan saja kita menyadari bahwa pikiran kita bekerja melawan kita, maka pilihlah untuk mengubah pikiran kita. Dapatkan pemikiran kita sendiri di sisi kita, dan kita akan memiliki teman yang kuat.

http://blogmotivasionline.blogspot.com/2013/06/ubah-pandangan-kita.html
Anis Matta Gagas Forum Legislasi Keumatan

Anis Matta Gagas Forum Legislasi Keumatan

Islamedia - Sebagai komponen masyarakat yang menjadi mayoritas di Indonesia, Umat Islam sudah sewajarnya dipayungi oleh sebuah Forum Legislasi Berasama Keumatan. Karena dengan jumlahnya yang signifikan, umat Islam semestinya mendapatkan peran terbesar dalam menentukan nasib bangsa Indonesia. Begitu menurut Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Anis Matta.

"Dalam berbagai kesempatan pertemuan dengan ormas-ormas Islam dan para tokohnya, harapan akan tersinerginya kekuatan umat dalam penetapan Undang-undang (UU) haruslah terwadahi secara serius," ujar Anis Matta dalam pernyataan tertulisnya.

"Kita berharap bisa menggerakkan semua ini dan bekerja sama dengan bobot yang lebih besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," lanjutnya.

Sementara itu, Ketua Umum DPP Persatuan Islam Abdul Rahman menyatakan bahwa persepsi masyarakat selama ini kepada kelompok umat Islam sudah terbentuk sebagai kelompok yang putih bersih. Sehingga apabila terdapat noda hitam setitik saja, masyarakat akan mengkritik, seolah-seolah kelompok tersebut penjahat.

"Berbeda dengan yang lainnya yang sudah terlanjur banyak hitamnya, hingga seolah tidak dipedulikan lagi karena saking banyaknya noda hitamnya," terang Abdul melalui pernyataan tertulis yang sama dengan Anis Matta.

Oleh karena itulah, sambung Abdul, sangat diperlukan dinamisasi dan kesinergian bersama dalam upaya membangun umat dan bangsa. Agar kedepannya menjadi semakin baik dalam berbagai hal, dalam wujud Forum Legislasi Bersama Keumatan.

"Jadi integritas itu penting di tingkat konstitusi, supaya dakwah dan tarbiyah kita tidak terganggu," tutup pernyataan Abdul.
Mengembalikan Proses Tazkiyah Dalam Sistematika Tarbiyah

Mengembalikan Proses Tazkiyah Dalam Sistematika Tarbiyah

Islamedia - “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur'an) dan Al-Hikmah serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.(QS. Al-Baqarah. 129)

Sejenak mungkin kita akan berpikir, mengapa sosok Nabi Ibrahim kemudian memunajatkan doa yang termaktub di atas. Al-Qur’an merekam dengan akurat doa Nabi Ibrahim, dimana saat itu Ia dan Ismail tengah membangun kiblat ibadah umat Islam; Ka’bah. Dari petikan ayat di atas kita dapat melihat ada sebuah kegelisahan mendalam yang terdampar jauh dalam palung hati seorang Ibrahim, ada sebuah harapan di kemudian hari ketika mereka tak bernyawa lagi. Yang menjadi pertanyaan besar bagi kita, apa kegelisahan dan harapan itu?

Secara gamblang setidaknya Ibrahim memohon 3 hal besar kepada Allah SWT pada saat itu, yakni: 1) Ibrahim memohon agar kelak Allah SWT melahirkan seorang Rasul bagi anak cucunya yang akan menjadi penyampai wahyu Allah SWT; 2) kemudian Rasul tersebut mengajarkan makna dan hikmah wahyu tersebut; dan 3) terwujudnya proses menyucikan (tazkiyah) hati seorang insan.

Jika kita merujuk pada sejarah, kejahiliyahan bangsa Arab pada saat sebelum di utusnya Rasulullah SAW disebabkan hilangnya proses tarbiyah atau pendidikan yang begitu lama. Adanya rentang waktu ribuan tahun atara Ismail dan Muhammad, sehingga umat saat itu tak mampu membimbing diri menuju kemuliaan hati. Maka dari itu, wajar ketika Ibrahim memanjatkan doa di atas, karena Ia telah mampu melakukan prediksi akurat tentang kondisi umat akhir zaman.

Dari kondisi di atas kita dapat menyusun sebuah hipotesa bahwa tarbiyah adalah sebuah proses mutlak jika sebuah bangsa ingin membangun peradaban yang berlandaskan moralitas dan keanggunan pribadi. Karena pada hakikatnya peradaban yang dibangun hanya berasaskan logika hanya akan tampak kuat di luar, tetapi sesungguhnya begitu keropos internalnya, ini bisa kita lihat dari role model peradaban Persia dan Romawi yang landasannya adalah imperialisme-tirani.

Beranjak dari tarbiyah, maka kita wajib melewati proses-prosesnya agar mampu menghasilkan output yang mendekati ideal. Doa Nabi Ibrahim di atas telah mendeskripsikan poin-poin proses yang mesti dijalani. Jika kita ‘peras’ poin-poin tersebut maka 3 proses yang ada yaitu: 1) Tilawah (membaca); 2) Ta’lim (mengajarkan); dan 3) Tazkiyah (menyucikan). Tetapi proses yang ditawarkan Ibrahim sebagai nabi dan rasul tidak serta-merta Allah SWT terima secara mutlak, dan Ibrahim pun tahu diri dengan posisinya sebagai hamba yang hanya bisa memohon, maka ending dari ayat tersebut yakni kalimat “Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. Sehingga, doa Ibrahim tersebut Allah SWT ijabah pada masa Muhammad menyebarkan Islam, dan Al-Qur’an merangkumnya dengan apik pada ayat berikut:

“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui”.
(QS. Al-Baqarah. 151)

Ayat penyempurna di atas mengandung makna bahwa proses yang ditawarkan Ibrahim melalui mekanisme doanya merupakan proses yang telah mendekati ideal, tetapi kemudian Allah SWT menyempurnakannya dengan mengubah sistematikanya menjadi: Tilawah, Tazkiyah, dan Ta’lim. Sehingga proses tazkiyah lebih didahulukan dibanding ta’lim.

Firman penyempurna di atas menjawab pertanyaan mengapa kemudian, ketika seorang mempelajari ilmu Islam yang berkaitan dengan amal dan ibadah selalu diawali dengan pemahaman mengenai tazkiyah. Bila kita membaca kitab-kitab fiqh, selalu diawali atau ditekankan mengenai thaharah (bersuci) yang merepresentasikan penyucian diri secara fisik, begitu pula jika kita mempelajari ilmu hadist, bab pertama yang akan kita temui dapat dipastikan hadist tentang niat yang substansinya mengenai penyucian diri secara hati. Mengapa hal ini kemudian menjadi fundamental?

Setidaknya Allah ingin menyampaikan ibrah bahwa setiap ibadah yang bersifat ritual dalam Islam tidak akan diterima menjadi sebuah pahala tanpa disertai raga yang suci. Sebuah amalan kebajikan tak kan membuahkan kemaslahatan akhirat tanpa adanya kesucian niat atau keikhlasan. Maka dari itu, menjadi sesuatu yang wajar bila tazkiyah mesti dilakukan lebih dulu sebelum seseorang menerima pelajaran tentang pedoman hidup, karena disadari atau tidak, tanpa kemurnian hati yang hakiki nasehat-nasehat yang diberi hanya akan membeku dalam hati. Tanpa kesucian jiwa, tausyiah-tausyiah seolah angin lalu belaka. Bahkan terkadang, sebuah tangisan hanya menjadi topeng sendu tanpa ruh penyesalan.

Tarbiyah, sebagai sebuah paket penting dalam merekonstruksi umat harus melewati tahapan ini tanpa meninggalkan satu fase pun. Karena telah banyak fenomena menampakkan, seorang yang di tarbiyah dengan membaca serta langsung diajarkan mengenai pedoman hidup tanpa diawali dengan tazkiyah, maka ia akan menyadingkan amar ma’ruf dengan kemungkaran.

Akhirnya, refleksi perang Uhud pun juga menjadi sebuah pelajaran penting bagi para da’i. Bila dalam hati Rasulullah tidak dilakukan penyucian oleh Allah SWT melalui perantara Jibril, boleh jadi Rasulullah tidak akan pernah menerima keislaman Khalid bin Walid yang pada perang Uhud telah menjadi garda terdepan memberangus pasukan muslim beserta 70-an hafidz Al-Qur’annya.

Hayrunizar
Aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Komisariat Al-Quds Universitas Sriwijaya

KAMMI: BBM Naik, Rakyat Tercekik

Islamedia - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Batam menggelar aksi di Simpang Jam Baloi untuk menolak rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Sabtu (1/6).

Ikro Bismitama, dalam orasinya mengatakan bahwa kenaikan harga BBM ini hanya akan berdampak negatif terhadap kesejahteraan masyarakat terutama golongan ekonomi menengah kebawah.

"KAMMI secara tegas menolak kenaikan harga BBM, karena akan menambah kesengsaraan rakyat." Teriak Ikro yang juga mahasiswa Universitas Riau Kepulauan.

Aksi yang dimulai dengan dorong motor dari simpang Orchid menuju simpang jam ini ingin mempertunjukkan kepada masyarakat terakit dampak yang akan timbul dari kenaikan harga BBM.

Adapun pernyataan sikap KAMMI yang dibacakan oleh orator aksi, Ikro Bismitama yaitu Pemerintah lebih baik melakukan penghematan dalam penggunaan APBN yang bersifat kedinasan dan aktivitas lain yang cenderung pada pemborosan.

"Menghimbau kepada pemerintah untuk memutuskan sesuatu dengan bijaksana dilengkapi dengan kajian ilmiah. Sehingga keputusan tidak diambil secara instan dan harus solutif."

Terpisah, Ketua Umum Pengurus Komisariat KAMMI Batam, Purnama menyampaikan harapannya terhadap pemerintah kota Batam bahkan provinsi Kepulauan Riau agar mampu menindaklanjuti aspirasi yang KAMMI sampaikan.

"Harapannya, dengan adanya aksi damai ini aspirasi yang kami layangkan mampu ditindaklanjuti oleh pemerintah setempat" Tutup purnama. (Puri Suryani)

Beauty In Action: Shalihah, Cantik, dan Briliant

Islamedia - Hari ahad lalu 26 Mei 2013, luar biasa alhamdulillah masih dipenuhi dengan rahmat Allah. Sebuah organisasi pemuda yang penuh semangat membuat suatu event untuk para muslimah. Dengan jumlah peserta 226 orang dipersembahkan langsung dari auditorium Abdul Muis Nasution Fakultas Teknologi Pertanian IPB. LDK(Lembaga Dakwah Kampus) Al Hurriiyyah IPB bersama FSLDK(Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus) IPB mempersembahkan seminar kemuslimahan “be a beauty”.

Acara ini terbagai menjadi beberapa rangkaian acara kegiatan yaitu lomba kreasi jilbab, cerita inspiratif, dan seminar kemuslimahan yang di berikan oleh Oki Seiana Dewi(penulis best seller dan aktris muslimah)

Acara dibuka dengan lafadz basmallah dan tilawah yang dibawakan oleh Okta Damayanti Biologi 48 Qs. An-Nur:30. Begitu merdu sekali lantunan ayat suci yang disampaikan, sehingga suasana begitu sunyi dengan hikmat mendengarkannya. Selanjutnya Penyampaian kata sambutan dari Laily Fajrin mewakili ketua pelaksana sekaligus memperkenalkan Tema Acara BIA kali ini adalah BEAUTY (Briliant, Emphaty, Active, Unique, Trusted,an You? ). Dan diiringi dengan pemutaran video dari BIA. Brilliant, Empathy, Active, Unique, . perempuan yang cantik tidak hanya cantik dari paras wajah tapi juga dari inner beauty mereka dimana di dalamnya terdapat pendapat-pendapat mengenai BEAUTY dimata teman-teman yang aktif di organisasi, diantaranya Ketua BEM KM IPB, Ketua LDK Al-Hurriyyah, Ketua BEM TPB, MAPRES FPIK, dan teman-teman lain. Tidak lupa dengan jargon BIA . Beauty It’s me  BIA : shaaliha, cantik and brilliant. ALLAHU AKBAR!!. Kita semua dilahirkan dengan tujuan kita masing2. Cantik itu sederhana, tdk hanya dr paras saja tetapi dari inner beauty nya.
  
Para peserta terlihat tidak sabar lagi bertemu dengan pembicara spesialnya yaitu mba Oki Setiana Dewi. Sebelumnya diperkenalkan dulu moderator kali ini yaitu mba Dyah Laksitoresmi(mapres FPIK, founder DNA).
  
Tema besar kali ini adalah Be an inspiring muslimah. Beberapa hal keismpulan dari seminar kali ini yaitu tentang 5 tujuan hidup kita hidup di dunia ini, apa aja?, antara lain : mengabdi pada Allah(adz zariyat 51:56), memenuhi perjanjian ruh(al araf 7:172), menjadi khalifa(al baqarah 2:30), mendapat ujianya (al anbiya 21:35 ), mempertanggung jawabkan perbuatan(Al Qiyamah 75:36).
   
Makna ibadah itu luas. Segala sesuatu yang kita lakukan untuk kebaikan. Ujian itu terbagi menjadi dua. Ujian berupa kesenangan adalah puji pujian dari orang lain. dosa itu sesuatu. Jadi, Semakin tinggi tingkat keimanan , semakin berat ujian yang diberikan.
  
Selanjutnya nih, kalo dipilih untuk memilih duluan yang mana antara Dakwah dan memperbaiki diri. Kita memang tdk pernah luput dari kesalahan. Dakwah dan memparbaiki diri harus dilakukan secara beriringan. Jilbab tidak butuh persiapan. Tapi jilbab pembuka segala kebaikan. So, jangan tunda lagi untuk berhijabnya ya.
  
Kemudian muslimah yang benar itu gimana ya?? Jadi Muslimah yang benar itu :

Muslimah bersama Rabbnya, muslimah dan kewajibannya memelihara diri, muslimah dan kewajibannya pada orng tua, muslimah sbg seorg ibu, muslimah bersama saudaranya , muslimah dengan masyarakat.  Seorang perempuan yang baik akan mendidik anak anak yang baik. Muslimah harus berkontibusi. Muslimah yang hebat adalah yang open minded.

Ada beberapa poin yang harus dimiliki seorang inspiring muslimah, yaitu : BERGAYA, Berprestasi , Gaul dan berakhlakul karimah. Gaul itu cerdas, berprestasi, supel. Kalo akhraqul karimah contohnya Yaitu sabar . sabar dalam taat kepada Allah, sabar dalam meninggalkan kemaksiatan, sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari ALLAH.
  
Jadi Muslimah itu harus kuat dalam spiritual, berilmu, berprestasi, menginspirasi, berkontribusi. Wanita adalah penentu masa depan negara.
  
Acara berlanjut dengan tutorial hijab dari Rabbani, make up class dari Wardah, dan pengumuman pemenang dari lomba-lomba yang dilaksanakan oleh BIA. Sebelum acara ditutup ada penampilan nasyid yang terkenal dikalangan mahasiswa yaitu Barivo Nasyid yang menyampaikan tiga buah lagu yang cukup menghibur para peserta. Lalu pemberian doorprize kepada para peserta yang beruntung. Akhirnya sampai kepada acara penutup yaitu pembacaan do’a yang penuh hikmat. (redaksifsldk)