Islamedia - Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu menyatakan, pihaknya tidak memihak siapapun di Suriah. Cavusoglu menuturkan, sikap netral Turki ini ditujukan untuk membantu proses perdamaian di negara tersebut.
“Kami tidak membuat pilihan antara Rusia dan Amerika Serikat (AS). Kami juga tidak membuat pilihan antara rezim Bashar al-Assad dan Amerika, Prancis dan Inggris," kata Cavusoglu dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (15/4).
"Tujuan kami adalah untuk membawa solusi politik ke Suriah, membawa kembali perdamaian dan menjamin stabilitas Suriah, perbatasan dan kesatuan teritorial; kami tulus pada masalah ini," sambungnya.
Seperti diketahui, kemarin AS, Inggris dan Prancis meluncurkan serangan udara pada fasilitas senjata kimia yang diduga digunakan rezim Bashar al- Assad untuk memproduksi senjata kimia.
Serangan ini mendapat kecaman keras dari Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut serangan udara itu sebagai tindakan agresi dan mengatakan serangan itu merusak seluruh sistem hubungan internasional dan akan memperburuk bencana kemanusiaan di Suriah.
Sementara itu, Dewan Keamanan (DK) PBB menolak resolusi yang diajukan Rusia, yang berisi seruan untuk mengutuk serangan udara yang dilakukan oleh AS, Prancis dan Inggris di Suriah.
DK mengadakan pertemuan darurat atas permintaan Rusia, yang mengutuk serangan udara yang dipimpin AS pada Suriah semalam. Tujuh negara menolak resolusi itu, dengan hanya tiga yang mendukung, sedangkan lima lainnya abstain.
sumber : sindonews
[islamedia].
“Kami tidak membuat pilihan antara Rusia dan Amerika Serikat (AS). Kami juga tidak membuat pilihan antara rezim Bashar al-Assad dan Amerika, Prancis dan Inggris," kata Cavusoglu dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (15/4).
"Tujuan kami adalah untuk membawa solusi politik ke Suriah, membawa kembali perdamaian dan menjamin stabilitas Suriah, perbatasan dan kesatuan teritorial; kami tulus pada masalah ini," sambungnya.
Seperti diketahui, kemarin AS, Inggris dan Prancis meluncurkan serangan udara pada fasilitas senjata kimia yang diduga digunakan rezim Bashar al- Assad untuk memproduksi senjata kimia.
Serangan ini mendapat kecaman keras dari Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut serangan udara itu sebagai tindakan agresi dan mengatakan serangan itu merusak seluruh sistem hubungan internasional dan akan memperburuk bencana kemanusiaan di Suriah.
Sementara itu, Dewan Keamanan (DK) PBB menolak resolusi yang diajukan Rusia, yang berisi seruan untuk mengutuk serangan udara yang dilakukan oleh AS, Prancis dan Inggris di Suriah.
DK mengadakan pertemuan darurat atas permintaan Rusia, yang mengutuk serangan udara yang dipimpin AS pada Suriah semalam. Tujuh negara menolak resolusi itu, dengan hanya tiga yang mendukung, sedangkan lima lainnya abstain.
sumber : sindonews
[islamedia].