Say No To Futur..!!

Islamedia - Penurunan Iman (futur) adalah fenomena. Ia hanya siklus. 

Karena kita manusia. Sayangnya, ada sebagian kita yang tidak menyadari ketika ia futur. Sehingga ia tidak berbenah dan akhirnya berada di garis bawah keimanan. Parahnya lagi, ada yang jadi langganan futur. Kalau sudah begini, satu kata : bahaya! Lalu, apa yang harus dilakukan? 

Alhamdulillah, ‘kami’ tidak punya budaya futur. Kami, selalu punya jutaan cara untuk merubah futur menjadi potensi. Waow? Benarkah? Mari lanjutkan ngetehnya. :D

Bosan itu tabiat manusia. Sama juga : siklus. Karenanya, ia hanya datang sewaktu-waktu. Bosan ini diindikasi sebagai sebab utamanya futur. Ya, ibaratnya jika kita selama sebulan penuh, pagi, siang, sore dan malam hanya makan dengan lauk tempe. Terus menerus, maka pastilah kita akan merasakan bosan. Apalagi, jika tempe tersebut hanya digoreng, tanpa variasi lainnya.

Dari analogi ini, jelaslah sudah. Bahwa aktivitas yang monoton itulah penyebab bosan yang akhirnya menjadikan kita futur. Maka, langkah pertama dibutuhkan variasi.

Lho? Futur itu kan hubungannya sama Ibadah, emang ibadah bisa dibuat variasi?

Maka, timbullah kaidah pertama. Variasi dibolehkan, asal tidak menentang syari’at Islam. Jadi, ‘guide’nya jelas banget ya.

Maka, tidak dibolehkan variasi dengan sholat mengurangi atau menambah roka’at. Variasi tentang sholat bisa kita lakukan dengan berpindah dari satu masjid ke masjid. Sambil mengingat ayat Isro’ MI’roj, Minal Masjid Ilal Masjid.

Ambil saja waktu libur. Subuh di masjid As-salam. Dhuhur jalan ke masjid Miftakhul Washliyah. Lalu ashar, sambil jalan-jalan sholatlah di masjid Al-Ikhlas. Sambil ngabuburit, maghrib bisa juga di masjid At Taqwa. Lalu isya’, silahkan pilih masjid Al Azhar. Begitu seterusnya.

Terkait tilawah, bisa juga divariasikan.
Misalnya kita terbiasa tilawah di kamar. Sesekali tilawahlah di ruang tamu, di halaman depan dan seterusnya. Kalau perlu, ambil waktu libur lagi. Jalanlah ke Danau UI, misalnya. Atau Situ Cilodong, atau bisa juga di Stadion Alam TVRI. Nah, cari tempat mojok di sana. Dalam keadaan punya wudhu, silahkan buka Qur’an dan mulailah tilawah.

Kalau ada yang memperhatikan? Biarin aja. Yang ‘mojok’ haram aja percaya diri. Masa’ kita yang berbuat amal baik harus minder? Gak tho?

Maka, jika bab kita adalah variasi, maka satu hal yang mutlak : Ilmu. Di dalamnya dipelajari juga bagaimana agar Idealisme bisa dipadukan dengan orisinilitas dan realitas. Karena faktanya, banyak jalan menuju surga. Dan, jalan-jalan itu, sudah banyak dicontohkan. KIta hanya perlu belajar, sepanjang hayat.

Akhirnya, selamat berakhir pekan. Ingat, libur hanya berlaku untuk karyawan. Karena sebagai Hamba Allah, tak ada hari libur. Tiada Rehat Sebelum Menjejak Surga.

Blogger/Aktivis Sosmed

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »