Satu hati dengan orang shalih yang pandai Kuberharap, tarbiah itu awal memulai Mengharap ridha Allah bukan sekedar nilai
Kini gerakan tarbiyah tengah dilanda badai Tak sedikit yang terkapar lunglai Karena kualitas tarbawi yang lama gemulai Datang-pergi-hadir-duduk hanya sekedar cari damai
Sahabat, rintik-rintik hujan diakhir senja Sedikit banyak tlah meredupkan sinar surya Bulir-bulir air hujan tak lagi menyapa dahaga Karena media hanya berpihak pada propaganda
Namun alam mengajarkan Tak ada yang larut dalam kesepian Hujamkan terus cita dan harapan Karena pelangi selalu datang setelah hujan
Ingatlah, indah pelangi hadir Seiring alfahmu-atstsiqoh-al'amal yang tak pernah mangkir Apalagi larut dalam kubangan kibir Menyalahkan keadaan dan terus mencibir
Ingatlah, tarbiyah tidak dilihat dari marhalah Tidak pula dilihat dari posisi jundi atau qiyadah Tidak pula dilihat dari status sosial atau makhluk antah berantah Tarbiyah sejati hadir berpadu dalam suka maupun musibah
Kita berhimpun karena Lillaah bukan Lil-Jaah Kita berjuang karena I'laau Kalimatillah Tegurlah bila ada yang khilaf atau salah Toch tarbiyah mengajarkan tak boleh banyak berkilah
Tegurlah saat pola hidup berubah dan makin wah Atau lupa akan tugas utama berdakwah Di istana, parlemen, rumah, bahkan hotel yang mewah Sadarlah di balik sukses qiyadah ada keringat, airmata, dan darah Para kader tarbiyah yang nampak pasrah
Sahabat, tarbiyah itu seperti gerimis datang selalu hadirkan kenangan Saat pelangi terbentang seolah kenangan itu terulang, Tarbiyah itu tak ubahnya warna-warni pelangi yang menawan Selalu ada arti walau ia tak sesempurna mentari Sejatinya tarbiyah tak pernah kenal berhenti apalagi mati suri